(The Wonderfull World)

gr

.

RSS

PANDANGAN SAYYED HUSSEIN NASR MENGENAI SENI ISLAM



Resume tentang Sayyed Hussein Nasr ini diambil dari sub bab dari bab 5 mengenai Estetika, “Manifestasi Dimensi Spiritual” dari buku yang berjudul ‘Wacana Baru Filsafat Islam’.
Sumber Seni Islam
Seni Islam, menurut Nasr setidaknya mengandung tiga hal, pertama, mencerminkan nilai-nilai religius, sehingga tidak ada yang disebut seni sekuler. Tidak ada dikotomi religius dan sekuler dalam Islam. Apa yang disebut kekuatan atau unsur sekuler dalam masyarakat islam selalu memiliki pengertian religius seperti halnya hukum Ilahi yang secara spesifik memiliki unsur-unsur religius. Kedua, menjelaskan kualitas-kualitas spiritual yang bersifat santun akibat pengaruh nilai-nilai sufisme. Ketiga, ada hubungan yang halus dan saling melengkapi antara masjid dan istana, dalam hal perlindungan, penggunaan, dan fungsi berbagai seni. Karena itu seni Islam bagi Nasr, tidak hanya berkaitan dengan bahan-bahan material yang digunakan tetapi juga unsur kesadaran kolektif yang menjiwai bahan-bahan material tersebut.
Menurut Nasr, cikal bakal seni Islam dan kekuatan-kekuatan serta prinsip-prinsip yang mendasarinya tidak mungkin digali dari kondisi sosio-politik yang mengiringinya tetapi harus dihubungkan dengan pandangan dunia Islam sendiri. Artinya, sumber seni Islam harus dicari di dalam realitas-realitas batin al-Qur’an yang merupakan realitas-realitas dasar kosmos dan realitas spiritual substansi nabawi yang mengalirkan ‘barakah.
Aspek batin dan barakah Nabi inilah yang merupakan sumber seni Islam yang tanpa keduanya tidak akan muncul seni Islam. Al-Qur’an memberikan doktrin keesaan, sedang Nabi memberikan manifestasi keesaan itu dalam keseberagaman dan kesaksian dalam ciptaan-Nya.
Selain itu, sumber seni Islam juga didasarkan pada hikmah yakni pengetahuan yang diilhami oleh nila-nilai spiritual. Contohnya seperti bangunan masjid Syah di Isfahan atau arsitektur masjid lainnya yang dibangun dengan pola geometri dan arabeska (kaligrafi tradisional) yang luar biasa, jika direnungkan secara mendalam pasti akan sampai pada sebuah kesimpulan bahwa semua itu digali dari keindahan dunia kasat mata. Dalam kenyataannya, di manapun kehidupan intelektual dan spiritual islam mencapai puncak, kreativitas seni Islam juga mencapai kesempurnaan, sebaliknya ketika kehidupan spritual Islam mengalami keruntuhan, kualitas seni Islam juga mengalami kemunduran.
Jika seperti itu, maka seni Islam bukan sekedar karena ia diciptakan oleh seorang muslim tapi lebih karena didasari oleh wahyu Ilahi. Seni Islam adalah buah dari spiritual Islam, merupakan hasil dari perwujudan Keesaan pada bidang keanekaragaman. Menurut Nasr, meski seni Islam diilhami spiritualitas Islam secara langsung, wujudnya tetap saja dibentuk oleh karakter-karakter sosial budaya yang meliputinya. Hanya saja, karakter-karakter tersebut tidak sampai mengurangi kebenaran dan kandungan batin dan dimensi spiritual Islam yang menjadi sumber seni Islam.
Klasifikasi Seni
Sayyed Hussein Nasr mengklasifikasi seni menjadi tiga bagian,
1.      Seni Suci, yakni seni yang berhubungan langsung dengan praktek-praktek utama agama dan kehidupan spiritual.
2.      Seni Tradisional, seni yang menggambarkan prinsip-prinsip agama dan spiritual tetapi secara tidak langsung.
3.      Seni Religius, seni yang subjek atau fungsinya bertema keagamaan, namun bentuk dan pelaksanaannya tidak bersifat tradisional.
Perbedaan antara seni suci dan tradisional, bisa dilihat pada contoh sebuah pedang. Pedang yang dibuat pada abad pertengahan, baik islam maupun kristen, tidak pernah digunakan secara langsung dalam ritual keagamaan, meski merefleksikan prinsip dan ajaran Islam atau kristen. Karena itu, ia masuk ketegori seni tradisional. Hal ini berbeda dengan pedang Shinto di kuil I Se di Jepang. Pedang Shinto dikaitkan langsung dengan ajaran tersebut dan merupakan objek ritual yang bermakna tinggi dalam agama Shinto, sehingga ia dimasukkan sebagai seni Suci.
Berbeda dengan seni religius, contoh dari seni ini adalah lukisan-lukisan religius dan arsitektur barat sejak renaisance dan beberapa lukisan religius di dunia timur selama seabad atau dua abad lalu di bawah pengaruh seni Eropa.
Fungsi Spiritual Seni Islam
Menurut Nasr, seni Islam setidaknya memiliki empat pesan atau fungsi spiritual, Pertama, mengalirkan barakah sebagai akibat hubungan batinnya dengan dimensi spiritual Islam. Kedua, mengingatkan kehadiran Tuhan di manapun manusia berada. Ketiga, menjadi kriteria untuk menentukan apakah sebuah gerakan sosial, kultural dan bahkan politik benar-benar otentik Islami atau hanya menggunakan simbol Islam sebagai slogan untuk mencapai tujuan tertentu. Keempat, sebagai kriteria untuk menentukan tingkat hubungan intelektual dan religius masyarakat muslim.
Data Buku
Judul Buku : Wacana Baru Filsafat Islam
Penulis        : A. Khudori Soleh, M. Ag
Tahun         : 2012
Kota           : Yogyakarta        
Penerbit      : Pustaka Pelajar

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Saran dan Kritik Anda